INDO HEALTHCARE FORUM - IKKESINDO SEMINAR NASIONAL 2015

PENGUATAN SINERGI UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT DAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL UNTUK MENCAPAI INDONESIA SEHAT

  • LATAR BELAKANG

Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Salah satu bentuk upaya kesehatan adalah pelayanan kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat (Pasal 46, 47, 48, 52 dan 53 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan).

Data menunjukkan bahwa persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan selama sebulan terakhir di Indonesia selama periode 2000-2012 berkisar antara 24,45% - 33,7% (Diolah dari Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional, BPS). Inilah sasaran pelayanan kesehatan perorangan yang pembiayaannya dijamin oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. Sedangkan 66,3% - 75,55% penduduk di Indonesia setiap bulannya dapat dikatakan adalah orang sehat yang menjadi sasaran pelayanan kesehatan masyarakat. Pembiayaan untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat ditanggung oleh pemerintah, baik pusat (melalui Anggaran Pembangunan dan Belanja Nasional) maupun daerah (melalui Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah).

Kekhawatiran sementara kalangan baik praktisi maupun akademisi kesehatan masyarakat atas dampak Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terhadap upaya kesehatan masyarakat, seakan sirna dengan komitmen pemerintah untuk merealisasikan belanja kesehatan sebesar 5% Anggaran Pembangunan dan Belanja Nasional (APBN) pada 2016. Dengan belanja kesehatan total lebih dari Rp 100 Triliun, pemerintah kini mempunyai kesempatan untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan melalui upaya kesehatan masyarakat yang lebih sistemik, lebih luas cakupannya, lebih baik kualitasnya, lebih mudah aksesnya serta lebih merata distribusinya untuk menjangkau seluruh wilayah tanah air.

Namun tidak mudah merancang program intervensi kesehatan masyarakat yang dapat dengan segera menekan angka kesakitan, baik akibat penyakit menular maupun penyakit tidak menular (quick wins). Efektivitas dan dampak upaya kesehatan masyarakat terhadap penurunan angka kesakitan dan kematian tidak serta merta dapat dicapai dengan uang yang cukup. Upaya mencegah terjadinya penyakit, mempertahankan serta meningkatkan kesehatan, serta meningkatkan usia harapan hidup memerlukan waktu yang panjang dan perlu dilakukan secara berkesinambungan (Acheson 1988, p. 1). Perspektif pembangunan kesehatan berbasis wilayah dalam upaya kesehatan masyarakat memerlukan dukungan pemerintah, baik pusat maupun daerah, serta menuntut keterlibatan masyarakat secara terorganisir (Permenkes No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas).

Disparitas faktor penentu kesehatan dan derajat kesehatan di Indonesia adalah keniscayaan. Kemiskinan, kondisi geografi, serta komitmen pemerintah daerah untuk menyediakan anggaran kesehatan yang cukup ternyata dapat menjelaskan lebih dari 70% variabilitas Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) di tingkat kabupaten/kota. Sedangkan intervensi kesehatan masyarakat di tingkat keluarga (kecukupan asupan kalori dan kecukupan asupan protein) dan di tingkat individu (perilaku hidup bersih dan sehat) hanya berkontribusi sekitar 12% saja (Iljanto, 2012). Dengan demikian, lonjakan persentase orang yang mengeluh sakit selama sebulan terakhir sebanyak 2 kali lipat pada 2013 (yaitu menjadi 62,5%, BPS) dan peningkatan tajam pemanfaatan pelayanan kesehatan (terutama pelayanan kesehatan perorangan sekunder) akan terus berlanjut dan menjadi ancaman bagi keberlangsungan Program JKN. Policy brief ini menawarkan pilihan kebijakan untuk memperkuat sinergi antara upaya kesehatan masyarakat dan Jaminan Kesehatan Masyarakat untuk mewujudkan derajat kesehatan yang tinggi, kehidupan yang produktif serta kesejahteraan masyarakat.

  • TUJUAN

Secara umum, Seminar Nasional 2015 ini bertujuan dihasilkannya pilihan kebijakan untuk Penguatan Sinergi Upaya Kesehatan Masyarakat dan Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Mencapai Indonesia Sehat. Secara khusus, kegiatan ini bertujuan merumuskan hasil kajian dan seminar dan webinar yang diselenggarakan oleh Indo-HCF bekerjasama dengan IKKESINDO sebagai mitra strategis Kementerian Kesehatan terkait dengan dampak JKN terhadap UKM, dalam sebuah policy brief dengan rincian sebagai berikut:

  1. Tersedianya skenario membangun sinergi antara program intervensi UKM yang berkeadilan, pro-poor, inclusive dan affirmative dengan program JKN yang dapat menjangkau seluruh penduduk;
  2. Tersedianya skenario public-private partnership dalam penyediaan pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat outreach untuk menjamin perbaikan kinerja UKM di Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK), di Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK), di 100 kabupaten/kota dengan skor IPKM 2013 terburuk atau di 100 kabupaten dengan Indeks Kapasitas Fiskal terendah.
  3. Tersedianya skenario penguatan puskesmas sebagai outlet pelayanan kesehatan primer untuk menjamin terselenggaranya upaya kesehatan masyarakat berbasis wilayah yang efektif;
  • METODE

Langkah-langkah untuk mempersiapkan sebuah policy brief tentang Penguatan Sinergi Upaya Kesehatan Masyarakat dan Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Mencapai Indonesia Sehat adalah sebagai berikut:

  1. Presentasi dan diskusi Rekomendasi Penguatan Sinergi UKM & JKN Berbasis Penelitian di Provinsi Banten;
  2. Presentasi dan diskusi makalah tentang penguatan sinergi antara program intervensi kesehatan masyarakat yang berkeadilan, pro-poor, inclusive, effective dan affirmative dengan program JKN yang dapat menjangkau seluruh penduduk;
  3. Presentasi dan diskusi makalah tentang skenario public-private partnership untuk menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat outreach terutama untuk sasaran penduduk yang tinggal di daerah DTPK, DBK dan di 100 kabupaten/kota dengan skor IPKM 2013 terburuk atau di 100 kabupaten dengan Indeks Kapasitas Fiskal 2014 terendah;
  4. Presentasi dan diskusi makalah tentang skenario penguatan puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan wilayah dan outlet pelayanan kesehatan primer (Permenkes No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas) melalui penguatan kapasitas organisasi dan peningkatan kapabilitas manajemen puskesmas;
  5. Presentasi ringkasan hasil diskusi panel dan webinar nasional INDO HEALTH CARE FORUM - IKKESINDO sebagai bahan penulisan policy brief tentang pilihan kebijakan untuk membangun sinergi antara upaya kesehatan masyarakat dan Jaminan Kesehatan Masyarakat dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat.
  • HASIL YANG DIHARAPKAN

Tersedianya sebuah policy brief yang berisi ringkasan hasil analisis tentang pilihan kebijakan terbaik untuk Penguatan Sinergi Upaya Kesehatan Masyarakat dan Jaminan Kesehatan Nasional Dalam Rangka Mencapai Indonesia Sehat.

  • PELAKSANAAN

Seminar Nasional 2015 “Penguatan Sinergi Upaya Kesehatan Masyarakat dan Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Mencapai Indonesia Sehat” diselenggarakan atas kerja sama antara INDO HEALTHCARE FORUM dan IKKESINDO pada :

Hari & Tanggal : Selasa, 22 September 2015
Waktu : 09.00 – 13.00 WIB
Tempat : Hotel Royal Kuningan, Jakarta.
Jl. Kuningan Mulia, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12980

  Time & Location

Google Maps

Hotel Royal Jl. Kuningan Mulia, Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12980
22 September 2015 09:00 - 13:00

  Timetable

  • Tidak ada timetable untuk event ini

  Speaker Profiles

  • Tidak ada profil pembicara untuk event ini

  Materials

  • Tidak ada materi untuk event ini
  •   Silahkan Daftar / Login terlebih dahulu sebelum mendownload Material disini

  Komentar

Komentar Hanya Untuk Member

Komentar hanya bisa dilakukan oleh member IndoHCF.
Belum memiliki akun? klik disini untuk membuat akun baru.