Salah satu masalah kesehatan Ibu dan Anak yang utama di Indonesia berkaitan dengan tingkat kematian Ibu hamil/bersalin dan bayi baru lahir. Jumlah total kematian ibu di Indonesia selama tahun 2014 saja mencapai 4781 jiwa. Dari kasus-kasus tersebut, kematian Ibu terjadi di

  1. Rumah, karena faktor-faktor:
    1. Keputusan keluarga
      • Ketersediaan biaya
      • Kesibukan keluarga
      • Sosial budaya
    2. Ketersediaan transportasi
  2. Di perjalanan menuju fasilitas kesehatan, karena faktor-faktor:Keputusan keluarga
  • sarana transportasi
  • tingkat kesulitan
  • waktu tempuh
  1. Di fasilitas kesehatan, karena faktor-faktor:
  • kesiapan petugas
  • ketersediaan bahan dan alat
  • sikap petugas.

Dari sini bisa disimpulkan bahwa ada '3 Terlambat' yang menjadi penyebab kematian Ibu, yaitu:

  1. Terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan,
  2. Terlambat mencapai fasilitas kesehatan
  3. Terlambat mendapat pelayanan di fasilitas kesehatan.

LUNCURKAN PROGRAM EMAS

Untuk menanggulangi ketiga masalah di atas, Pemerintah Indonesia bersama USAID meluncurkan program EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival) di tahun 2012. Diharapkan program ini dapat meningkatkan kualitas layanan untuk situasi darurat ibu dan bayi sehingga tercapai peningkatan kesehatan ibu dan anak.

USAID menggelontorkan dana sekitar 55 juta dollar AS (lebih dari Rp 492 miliar) untuk program yang dilangsungkan di enam provinsi dengan angka kematian ibu dan anak tertinggi di Indonesia, yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, dan Sulawesi Selatan.

Program EMAS dititikberatkan pada 3 bidang utama, yaitu:

  1. Peningkatan kualitas penanganan di fasilitas kesehatan, di antaranya peningkatan ketangkasan klinis dan perbaikan sistem tata kelola klinis Puskesmas dan RSUD.
  2. Penguatan sistem rujukan dalam sistem kesehatan, baik dari segi teknologi komunikasi, standar audit berkala untuk memantau sistem rujukan, hingga mengurangi halangan keuangan dan akses jaminan sosial.
  3. Penguatan akuntabilitas sistem kesehatan.

Salah satu contoh keberhasilan program EMAS antara lain pelatihan tanggap darurat untuk situasi kritis, dan program SMSBunda untuk sarana informasi ibu post-natal dan ante-natal.

Namun di tahun 2016, kontrak donasi EMAS akan berakhir. Bagaimana dengan nasib kesehatan ibu dan bayi di Indonesia, terutama berhubungan dengan tingkat kematian Ibu hamil/bersalin dan bayi baru lahir? Apa tindakan pemerintah untuk menjaga sustainabilitas program ini?

LANGKAH PEMERINTAH SELANJUTNYA

Sebenarnya pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sudah melakukan beberapa upaya untuk menurunkan kematian ibu dan anak, di antaranya melalui peningkatan jumlah tenaga kesehatan, termasuk penyebarannya ke seluruh wilayah Indonesia. Sayangnya hal tersebut belum cukup memadai dan masih kurang kompeten.

Demikian juga dengan fasilitas kesehatan, jumlah Puskesmas PONED dan RS PONEK meningkat namun belum diiringi dengan peningkatan kualitas pelayanan. Padahal peningkatan kesehatan ibu sebelum hamil terutama pada masa remaja, menjadi faktor penting dalam penurunan AKI dan AKB, ini termasuk pemberian informasi dan penyediaan fasilitas dan asupan nutrisi untuk ibu hamil.

Bagaimana menurut Anda, apa upaya pemerintah yang harus dilakukan agar tercapai angka peningkatan kesehatan Ibu dan Anak yang maksimal?

Sumber:

http://nasional.kompas.com/read/2012/01/26/16165625/Program.Emas.USAID.Dimulai.di.Enam.Provinsi
https://www.scribd.com/doc/282220608/Masalah-Kesehatan-Ibu-Neonatal-Dan-Anak-Di-Indonesia-KEMENKES
http://www.unicef.org/indonesia/id/A5_-_B_Ringkasan_Kajian_Kesehatan_REV.pdf
http://emasindonesia.org/
http://www.depkes.go.id/resources/download/info-publik/Renstra-2015.pdf

  Komentar

Komentar Hanya Untuk Member

Komentar hanya bisa dilakukan oleh member IndoHCF.
Belum memiliki akun? klik disini untuk membuat akun baru.

  Baca Juga

Apa Hubungan Antara Vaksin dan Kesehatan Anak?

Di tahun 2013, diperkirakan sekitar 21,8 juta anak tidak mendapatkan imunisasi yang bisa menyelamatkan nyawa mereka atau 1 berbanding 5 ana…

Adakah Layanan JKN Untuk Penanganan Kesehatan Remaja?

Di tahun 2013, diperkirakan sekitar 21,8 juta anak tidak mendapatkan imunisasi yang bisa menyelamatkan nyawa mereka atau 1 berbanding 5 ana…